Monumen perjuangan TNI AU (dahulu Monumen
ngoto), dibangun tanggal 1 maret 1948. Monumen ini terletak di dekat Dukuh
Ngoto, jati arang, kelurahan tamanan, kabupaten bantul, Yogyakarta menempati area tanah seluas 9.473m². Bangunan ini termasuk jenis tugu, terbuat dari bahan cor
setinggi 7m, dengan batangan tubuh segi
enam kerucut yang ditopang lapik segi empat
bersusun 2 mengecil. Pada puncak tugu terdapat seekor burung garuda,
dibuat dengan bahan tembaga setinggi 1,5m, yang merentangkan sayapnya. Tugu berada
dalam area pagar teralis besi, pada bagian belakang terdapat dinding yang
berreliefkan rangkaian peristiwa sejarah hari bangkit TNI AU, 29 Juli 1947.
Monumen ini pernah dipugar pada juli 1981
oleh kasau Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi. Pada 27 juli 2000, setelah direnovasi
, berdasarkan surat keputusan kasau no : Skep/ 78/VII/2000 tanggal 17 juli 2000
diresmikan namanya menjadi monument perjuangan TNI Angakatan Udara, dimaksudkan
untuk mengenang semangat juang, semangat berbakti, pengorbanan serta kepahlawanan
dari Marsekal MudaTNI(Anumerta) Agustinus Adistjipto, Marsekal Muda TNI
(Anumerta)Prof. Dr. Abdulrachman Saleh serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo
Wiyokusumo.
Didalam areal cungkup seluas 40m2, terdapat
makam Bapak Agustinus Adisutjipto beserta Ny. Yosephien Rahayu Adisutjipto, dan
Bapak Abdulrachman Saleh beserta Ny. Ismudiati Abdulrachman Saleh yang
dipindahkan dari Kuncen I ke Kuncen II. Sedang makam Adisumarmo tetap berada di
TMP Semaki.
Inisiatif pemindahan makam ini dating dari
Kasau Marsekal TNI Hanafie Asnan. Karena setiap tanggal 29 juli, TNI Angkatan
Udara selalu melaksanakan upacara militer di kedua makam yang berada di Kuncen
I dan II. Namun karena semptnya lokasi makam, tata upacara militer tidak dapat
dilaksanakan dengan hikmat, sehingga mengurangi kemegahan dan kebesaran kedua
tokoh sesuai dengan jasa dan pengabdiannya.
TNI AU kemudian menawarkan kepada pihak
keluarga Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh untuk memindahkan kedua makam ke Taman Makam Pahlawan Semaki.
Namun pihak keluarga merasa keberatan bila kedua tokohtersebut dipisahkan dari
istri masing-masing. Kasau Marsekal TNI Hanafie Asnan memberi jalan keluar
untuk memindahkan jasad kedua pahlawanan beserta istri ke Monumen Ngoto, tempat
jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA
Pembangunan Monumen Perjuangan TNI AU ini,
dilengkapi relief dan display photo yang
menggambarkan tahap-tahap peristiwa Hari Bhakti, sejak dilakukannya briefing
sebelum penyerangan kubu Belanda di Salatgia, Semarang dan Ambarawa,
penerbangan penyerangan udara sampai ditembaknya pesawat Dakota VT-CLA dan
jatuh di Ngoto.
Comments
Post a Comment