google-site-verification: google8e763d320194407a.html google-site-verification: google8e763d320194407a.html Pelengkung Nggading Yogyakarta - JEJAK KAKI Skip to main content

Pelengkung Nggading Yogyakarta

Pelengkung Nggading Yogyakarta
Plengkung Gading merupakan bangunan gapura pintu masuk menuju jeron (dalam) benteng Keraton Yogyakarta . Bangunan ini merupakan satu dari lima plengkung yang digunakan untuk masuk ke dalam benteng Keraton Yogyakarta. Kelima plengkung tersebut yaitu : plengkung Nirbaya, Plengkung Tarunasura (Plengkung Wijilan) , Plengkung
Madyasura (Plengkung Buntet), Plengkung Jagabaya(Plengkung Tamansari), Plengkung Jagasurya (berada di sebelah barat alun-alun utara). Dari kelima plengkung tersebut, yang terkenal adalah Plengkung Gading dan Plengkung Wijilan karena wujudnya yang masih asli. Plengkung Madyasura adalah satu-satunya plengkung yang ditutup pada tanggal 23 Juni 1812 karena untuk menghindari serbuan musuh. Plengkung Madyasura dibongkar pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII dan digantikan menjadi gapura gerbang biasa.
Dalam sejarahnya plengkung gading mempunyai nama asli plengkung nirbaya. Plengkung ini terletak di sebelah selatan alun-alun selatan keraton Yogyakarta. Dari sumber tertulis mengatakan bahwa, dalam sistem tata letak keraton Yogyakarta, plengkung ini digunakan untuk pintu keluar jenazah Sultan yang mangkat menuju Makam Imogiri. Maka konon selama Sultan masih hidup tidak diperkenankan melewati plengkung nirbaya ini.
Saat ini, Plengkung Gading merupakan gerbang masuk menuju area Keraton Yogyakarta dari sebelah selatan dan dibuka untuk umum. Dari Plengkung gading ini, nanti akan langsung menuju alun-alun kidul . Pemandangan Plengkung Gading akan nampak lebih anggun jika malam hari, lampu-lampu yang meneranginya dapat membawa Anda untuk bisa merasakan tampilan tempo dulu. Untuk Anda yang gemar berpose di depan kamera, Plengkung Gading merupakan salah satu spot yang bagus untuk berfoto, terutama pada malam hari. Tapi buat Anda yang menginginkan siang hari juga bagus, tapi akan terik matahari mungkin akan membuat Anda merasa kurang nyaman.


Comments

Popular posts from this blog

Kampung Mataraman, Wisata Unik di Yogyakarta 

Halo sobat sobat jejak kaki. Bertemu lagi kita. Hahahaha Kali ini kita berjalan jalan ke kampung mataraman ni sob. Siapa ni yang belum pernah? Kampung Mataraman, Wisata Unik di Yogyakarta    Lokasi wisata ini berada di Desa Panggungharjo, Kecamatan  Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sob. Mungkin sobat akan bertanya, lokasi wisata seperti apakah Kampung Mataraman ini. Okei, mari kita memulai ceritanya sob. Kampung Mataraman, Wisata Unik di Yogyakarta    Kampung Mataraman ini, merupakan lokasi wisata dengan nuansa Desa.  Itu sudah jelas dari namanya yang ada "Kampung" atau "Kampoeng" sob. Kampung Mataraman ini, konsepnya sebenarnya adalah tempat makan sob. Tapi jangan berharap ini konsep tempat makan berupa  restoran mewah meskipun tradisional. Jelas bukan sob. Memasuki Kampung Mataraman ini sobat akan melewati sebuah jembatan.  Jembatan dengan nuansa "ndeso" atau pedesaan. Ada sebuah saluran air  kecil dengan

pakualaman yogyakarta

Hay sobat jejak kaki.... sobat jejak kaki Istana (Pura) Pakualaman merupakan salah satu pusaka budaya di Kota Gudeg ini. Pura Pakualaman terbentuk dari rangkaian bangunan yang menyatu di dalam lingkup tembok keliling menjadi satu komplek seluas 5,4 ha. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa Pura Pakualaman menghadap ke selatan, sehingga berbeda dengan kraton kasultanan yang secara keseluruhan menghadap ke utara. Sebagai sebuah pusat pemerintahan, Pura Pakualaman juga dilengkapi dengan alun-alun, masjid, dan pasar. Selain itu juga ada pemukiman penduduk, para abdi dalem, dan bangunan fasilitas lainnya sob, yang kesemuanya menjadi kawasan kecamatan Pakualaman sob. sobat jejak kaki akan melewati alun-alun Sewandana yang juga banyak ditanami pohon beringin, untuk masuk ke dalam komplek Pura Pakualaman. Setelah melewati gerbang utama yang disebut Regol Danawara, sobat jejak kaki akan melihat fasad regol dengan prasasti 7-8-1884 yang menandai masa regol ini dibangun. Di bagian dalam